ANTARA KEMISKINAN DAN KEKAYAAN SDA.

ini jelas bukan suratan takdir, tapi menjadi fakta sejarah. Banyak negara yang kaya sumber daya alam, penduduknya justru masuk kategori miskin. Hanya beberapa gelintir orang yang mempunyai akses kekuasaan yang ikut menikmati ’kue’ ekonomi. Sebagian besar hasil kegiatan ekonomi justru mengalir ke negara-negara maju yang nota bene relatif miskin sumber daya alam.Demikian pula untuk kasus di dalam negeri, banyak daerah yang kaya potensi sumber daya alam khususnya tambang dan mineral yang mempunyai nilai ekonomi tinggi tetapi justru banyak desa di areal pertambangan yang masuk kategori desa miskin.

Kita masih ingat kisah pilu masyarakat Bangka-Belitung yang tetap miskin setelah era kejayaan timah habis sebagaimana tergambar dalam film Laskar Pelangi. Cerita sedih yang sama, dialami penduduk Aceh. Propensi yang tadinya merupakan penyumbang devisa dari LNG tersebut banyak yang tetap miskin. Dan sumber gas yang dikelola ExxonMobil di wilayah itu kini pun sudah surut.

Kasus pemiskinan struktural diatas pun kita rasakan di Propinsi Papua yang terkenal dengan sumber daya alam yang begitu besar, saat ini belum begitu dirasakan hasil eksploitasi SDA Papua, Tapi dalam jangka panjang masyarakat akan menyaksikan bangkai-bangkai instalasi sumur minyak, kilang tua, lubang pertambangan, hutan gundul, serta menanggung resiko akibat sisa-sisa tumpahan minyak yang mengganggu kesuburan tanah.

Di lain sisi masyarakat lokal yang mempunyai sumberdaya daya alam tidak begitu menikmati hasil dari eksploitasi SDA, Rata-rata dijadikan objek, digilas dan tak bisa berbuat banyak ketika berteriak akan hak-haknya. Maka akan muncul pertanyaan yang sederhana namun sulit untuk di implementasikan, Bisakah Kekayaan Alam Papua Mensejahterakan Masyarakat Papua?

Mochtar U

0 Response to "ANTARA KEMISKINAN DAN KEKAYAAN SDA."

Post a Comment