Dengan proyek akbar yang menelan biaya “gajah tambun” ini, diharapkan sektor perekonomian, pendidikan serta sektor lain, dapat lebih ditingkatkan. Disinggung kemajuan perkembangan rencana Bandara tersebut, Plt Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, Taufik Heru Uswanas, S.Sos. menyampaikan bahwa saat ini masih dalam tahap administrasi serta menunggu respon dari pemerintah pusat. “Masih dalam tahap administrasi. Kami masih menunggu respon pemerintah pusat. Dalam tahap selanjutnya akan dilakukan studi kelayakannya.” Jelas Taufik Heru Uswanas. Menurut Heru, pembangunan Bandara sangat mendesak.
Bandara Torea yang telah ada saat ini, dipandang kurang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Fakfak ke depan. “Bandara baru tersebut merupakan kebutuhan. Dengan layanan pesawat berbadan besar, maka salah satu sektor, contohnya sektor ekonomi, akan meningkat. Komoditas dari dan ke Fakfak akan lebih lancar dan lebih cepat,” ujarnya. “Jika ekonomi meningkat, maka biasanya akan diikuti peningkatan pada sektor yang lain.
Lebih jauh, jika transportasi mudah dan cepat dapat dipenuhi, maka harga kebutuhan pokok diharapkan menjadi lebih murah. ” Lanjutnya. Terkait dukungan masyarakat, menurut Heru, masyarakat memahami dan mendukung rencana tersebut. “Masyarakat sekitar mendukung rencana ini. Responnya positif. Meski begitu, untuk hal lain menyangkut hak-hak masyarakat adat sekitar, masih belum dibicarakan secara detail. Ini menjadi kewenangan Bupati. Intinya, masyarakat mendukung.” Jelas Heru.
Memang, sebagai contoh, pemasaran komoditas laut selama ini sering terganjal masalah trasportasinya. Permintaan udang, lobster atau kepiting, sering tidak mampu dipenuhi, disebabkan pembeli biasanya meminta hasil laut fres atau segar. Jika mengirim denga kapal laut milik PT. Pelni, selain intervalnya setiap dua minggu sekali, juga lama dalam perjalanannya. (wah)
Sumber :
FAKFAK INFO
0 Response to "Bandara Baru Menjadi Kebutuhan Masa depan"
Post a Comment