DESEMBER GELAP DAN BEASISWA 1000 MAHASISWA



Baru-baru ini seluruh mahasiswa kabupaten fakfak yang menyenyam pendidikan pada perguruan tinggi di luar kabupaten fakfak dikejutkan dengan pemberitaan oleh pemerintah daerah bahwa akan ada BEA-SISWA 1000 MAHASISWA. Entah sejak kapan program ini di adakan, yang jelasnya sepanjang tahun 2016 dari bulan januari hingga bulan desember belum sama sekali kami mahasiswa menerima info terkait hal tersebut di atas. Mahasiswa setiap kota study dari papua hingga yang ada di kota study lainnya di luar provinsi papua barat yang berasal dari kabupaten ini di desak agar segera mengirimkan data mahasiswa, nim, nama kampus fakultas dan jurusan hingga rekening pun di desak untuk segera dikirim bersamaan, dengan iming-iming bahwa dana tersebut akan di kirim segera melalui setiap rekening yang bersangkutan.

Namun setelah di telusuri lebih lanjut dari sekian data yang di kirim adapun info terbaru yang kami dengar bahwa dari total data yang di kirim kepada pemerintah daerah di setiap kota study belum mencapai angka nominal 1000 mahasiswa, adapun hal lain semacam demikian sudah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, dari sekian periode pemerintahan yang berada di kabupaten fakfak papua barat. Dan masih banyak pula hal-hal lain yang melibatkan, membutuhkan data mahasiswa lewat kunjungan-kunjungan oleh kelompok-kelompok yang mengatasnamakan instansi pemerintahan, entah berasal dari instansi manapun itu. Dan tentunya dari sekian kunjungan yang pernah ada, bahkan hampir 7 tahun lamanya saya berada di kota study malang jawa timur model yang satu ini selalu saja ada dengan berbagai macam alibinya, hingga terjadi di atas.

Saya jadi ingat satu kalimat dalam sinetron From bandung with love “TAH BERAPA KALI KAMI TLAH DI BOHONGI” Demikian dengan Bea-siswa 1000 mahasiswa yang baru-baru ini di wacanakan oleh pemerintah kabupaten fak-fak jelang akhir bulan desember 2016 seperti yang sudah di jelaskan diatas. Lalu dari sekian banyak kasus yang sama akan di biarkan terus berlanjut ataukah harus hentikan. Tentu pertanyaan ini butuh jawaban yang serius dari kita sebagai mahasiswa kabupaten fakfak papua barat yang mengenyam pendidikan pada perguruan tinggi Sabang hingga Meraoke, lagi pula bukan soal kapan dana tersebut akan dikrim kepada mahasiswa yang bersangkutan berdasarkan data yang di terima, namun adapun hal lain yang butuh untuk di telusuri secara mendalam, bahwa angka nominal yang menajdi ketetapan untuk di berikan kepada mahasiswa hingga saat ini belum juga di ketahui oleh mahasiswa yang bersangkutan.

Maka di butuhkan pemikiran-pemikiran yang cerdas serta kritis oleh mahasiswa yang berasal dari daerah ini, untuk mampu melihat serta menganalisa lebih jauh terkait persoalan-persoalan tersebut di atas, bukankah mahasiswa sudah memiliki tugas dan fungsi sebagaimana yang sudah dijelaskan pada devinisinya, mau sampaikan harus berdiam diri, bagaimana mungkin engkau menjadi representase oleh masyarakat sementara pada kenyataannya persoalanmu sendiri tak mampu engkau dapat selesaikan dengan baik dari sekian tahun perjalanan karirmu pada dunia mahasiswa. Sebab jika terus dibiarkan hal yang sama sudah pasti akan terjadi lagi, dan bahkan mungkin akan terjadi pada generasi-generasi akan datang nantinya.
Maka sikap yang tegas serta harus mampu di sampaikan.
Barisan mahasiswa yang bergabung diberbagai organisasi daerah pada setiap kota study di indonesia baik papua, papua barat, sulawesi, kalimantan, bali, jawa hingga sumatra dan kecuali mereka yang sudah menerima bea-siswa dari pihak lain yang berasal dari kabupaten kota fakfak. Sikap kritis yang sangat amat di butuhkan dalam menganalisa fenomena-fenomena yang terjadi di atas, sebab itu maka sangat pula di butuhkan bentuk kerja sama serta komunikasi-komunikasi yang masif dalam membaca model fenomena lainnya yang terjadi di kabupaten kita ercinta fakfak papua barat. Sebab bea-siswa 1000 mahasiswa ini, memuncul banyak asumsi dari berbagai kalangan, baik itu mahasiswa ataupun pihak-pihak yang berada pada internal pemerintahan di kabupaten ini. Kita tak boleh lengah dan terus mersa kalah hingga merasa fenomena-fenomena semacam ini sudah menjadi budaya yang harus kita jalani sebagaimana mestinya, atau kita akan takut sebab mungkin dengan sikap kita nanti akan berefek pada kebutuhan-kebutuhan kita akan datang nantinya. Saudara-saudara “DIAM DI TINDAS ATAU BERGERAK MELAWAN” Kalimat yang mungkin hampir setiap mahasiwa dipenjuru indonesia bahkan mengenalnya.

Saya ingin mengajak kawan-kawan agar serius dalam mendiskusikan fenomena-fenomena tersebut yang pernah terjadi di setiap tahunnya, cobalah disari kita selalu di rayu, dengan berapa persen uang dari pada setiap kunjungan yang di adakan oleh jajaran pemerintah daerah kabupaten kita tercinta fakfak papua barat. Kita adalah generasi yang nanti akan menjadi pengganti bagi orang-orang terdahulu, bagaimana mungkin kita terus bermimpi menjadikan kabupaten ini menjadi kabupaten yang dikatakan maju, kabupaten yang memiliki manusia-manusia yang berjiawa membangun, mementara kita masih saja membiarkan bentuk-bentuk praktek yang tak seharusnya terjadi di dalam lingkungan kita saat ini.

Oleh: Mayor Salim

0 Response to "DESEMBER GELAP DAN BEASISWA 1000 MAHASISWA"

Post a Comment